Minggu, 07 Juni 2015

sediaan obat ungentum

ungentum
Obat bentuk sediaan setengah padat umumnya hanya dipakai sebagai obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau hanya sebagai pelindung kulit. Obat ini juga dapat berfungsi sebagai kosmetika, menutupi kelainan-kelainan pada kulit yang kurang menyenangkan penderitanya.
Sesuai pada karakteristik fisik-konsistensi, obat yang dugunakan pada kulit dibagi 3:
  1. Cairan kental encer: Linimentum
  2. Setengah padat: Unguentum, Cream, Pasta
  3. Padat: Sapo medicatus, Emplastarum
Pada prinsipnya obat sediaan setengah padat untuk pemakaian pada kulit berupa campuran dalam berbagai perbandingan lemak/minyak dengan dasar salep dan bahan padat, dengan atau tanpa tambahan air.
LINIMENTUM
Ialah bentuk sediaan kental atau cair yang dioleskan pada kulit. (asal kata linere=gosokkan). Dapat berupa larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak yang berupa emulsi, hasil penyabunan yang banyak mengandung air sehingga ketika dioleskan akan menghasilkan perasaan sejuk.
Sediaan ini umumnya tidak diberikan pada kulit yang sedang terluka atau terbuka.
Keutungan linimentum dibandingkan Unguentum:
-lebih mudah dicuci dari kulit, sediaan yang baik bila diberikan pada bagian kulit yang berambut dan juga kulit muka dan kulit bayi yang halus.
-bila penetrasi adri obat berkhasiat yang dikehendaki, maka penetrasi dari sediaan linimentum lebih baikdari unguentum
UNGUENTUM & CREMOR
Unguentum ialah salep sediaan setengah padat yang mudah dioleskan pada kulit tanpa kekerasan ataupun pemanasan terlebih dahulu. Seperti mentega. Syarat sebuah salep ialah bahan obat yang terkandung harus terdispersi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum.
Cremor mengandung air yang dapat memberikan perasaan sejuk pada kulit.
Salep dapat dikelommpokkan menurut kegunaannya dalam terapi:
  1. Salep epidermis: melindungi kulit/mengobati epitelium. Vehikulum yang sering digunakan biasanya vaseline atau campuran hidrokarbon.
  2. Salep mukosa: melindungi atau mengobati mukosa. Sebagai vehikulum, campuran vaseline dengan 10-20% Adeps lanae.
Adeps lanae memudahkan salep melekat pada mukosa yang basah.
Salep ini mengobati mukosa rectum, hidung dan mata. Salep mata umumnya lebih encer dengan menambahkan paraffinum liquidum atau minyak (salep mata harus steril).
  1. Salep endodermik: bahan obat berpenetrasi melalui kulit sehingga bekerja pada permukaan kulit. Vehikulum dapat berupa lemak/ campuran beberapa bahan yang mirip dengan lemak kulit manusia.
  2. Cream: salep yang banyak mengandung air, memberikan perasaan sejuk. Sebagai vehikulum dipakai emulsi kental berupa O/W atau W/O. Cream lebih mudah dibersihkan dari kulit yang menggunakan vaseline sebagai vehikulumnya.
  3. Jelly: salep encer, dipergunakan sebagai kontraseptif (vaginal jelly) yang mengandung spermatosida. Sebagai vehikulum digunakan Gom Acacia, Carboxymethylchellulosa, dan lain-lain mucilagines.
Komposisi salep
Didapat dengan mencampur 2 unsur:
  1. Zat berkhasiat yang dapat berupa zat tunggal atau campuran beberapa zat tergantung pada indikasi peyakit yang dapat diobati.
Jumlah zat berkasiat dalam salep dapat dituliskan berupa:
  1. Jumlah absolut: dalam mg,g, atau ml untuk cairan.
  2. Jumlah pebandingan: persentase zat terkadung dalam salep keseluruhannya. Contoh: Ung.Acidi borici 10%.
  3. Vehikulum atau dasar salep
Pemilihan vehikulum menjadi hal penting karena vehikulum mempengaruhi efek terapeutik dari suatu salep.
Salep yang digunakan pada epidermis, mukosa, salep penetrasi atau bentuk cream yang mudah dicuci, tiapnya memerlukan vehikulum yang berbeda-beda.

Syarat-syarat bahan untuk dijadikan vehikulum salep:
Indifferent, tidak merangsang kulit atau mukosa, cukup stabil pada penyimpanan, tidak berbau, pH netral serta tidak meninggalkan vlek atau bercak pada kulit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar