KOMPRES
PANAS
Oleh:
AISA
RATNA SARI
14150023
D3
Kebidanan
FAKULTAS
KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
Pengertian
kompres panas atauhangat
Kompres hangat adalah suatu metode
dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek
fisiologis.Kompres hangat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Efek hangat dari kompres dapat
menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yanga nantinya akan meningkatkan
aliran darah ke jaringan.Dengan cara ini penyaluran zat asam dan makanan ke
sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang dapat mengurangi
rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai darah ke endometrium kurang. Efek
hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yang
nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan.Dengan cara ini penyaluran
zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat
diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai
darah ke endometrium kurang.Tindakan ini selain untuk
melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang
peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi lancer, serta memberikan
ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang
persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.
Pemberian
kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui
sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus
dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan
vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat
vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh
hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya
vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit
meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh.sehingga.mencapai.keadaan.normal.kembali.
Tujuan Kompres Hangat
a.
Memperlancar sirkulasi darah
b.
Menurunkan suhu tubuh
c. Mengurangi
rasa sakit
d.
Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien
e. Memperlancar
pengeluaran eksudat
f. Merangsang
peristaltik usus
Pedoman Kompres Panas
Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena
rebound, efek sistemik, toleransi terhadap panas dan diongin, kontraindikasi
merupakan hal yang penting ketika memberikan
kompres panas
a. Adaptasi Reseptor termal
Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu.
Ketika reseptor dingin terpanjan suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika
reseftor hangat terpanjan suhu yang tiba-tiba tinggi, pada awalnya reseftor
terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan cepat selama
beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah jam
berikutnya atau lebih karena reseftor beradaptasi terhadap suhu yang baru.
Perawat perlu memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan
dingin. Klien ingin mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan
sensasi.
b. Fenomena
Rebound
Fenomena rebaound terjadi pada saat efek terapeutik
maksimal dari kompres panas atau dingin telah mencapai dan kemudian efek yang
berlawanan terjadi. Misalnya, panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20
sampai 30 menit; melanjutkan kompres melebihi 30 sampai 45 menitakan
mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembuluh darah kemudian berkontriksi
dengan alasan yang tidak diketahui apabila kompres panas terus dilanjutkan,
klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darahyan kontriksi tidak
mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres
dingin vasokonstriksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai
suhu 15 C. Dibawah suhu 15 C, vasodilatasi melalui. Mekanismedingin bersifat
protektif: vasodilatasi membantu mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa
terpanajan dingin, seperti hidung dan telinga. Hal ini juga menjelaskan
merahnya kulit seseorang yang berjalan dimusim dingin.Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang
penting bagi perawata. Kompres harus
diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi.
c. Efek Sistemik
Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama
pada area tubuh yang luas, dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru.
Peningkatan tersebut adalah hasil vasodilatasi perifer yan berlebihan, yang
mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ dalam dan menghasilkan
tekanan darah. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat menyebabkan klien
pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki gangguan
sirkulasi seperti arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini
dibandingkan orang sehat. Kompres dingin yang berlebihan(seperti ketika klien
ditempatkan dalam selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan
tekanan darah klien meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus
ke pembuluh darah internal.Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal
terhadap rasa dingin yang panjang yang mana merupakan upaya tubuh untuk
mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang
berkepanjangan, adalah respon normal karena tubuh beruoaya untuk menghangatkan
dirinya. 5
d. Toleransi
dan Kontraindikasi
Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin
yang berbeda. Variabel yang mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut
sebagai berikut:
a.
Bagian tubuh. Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak
terlalusensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan
dan lengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap
suhu.
b.
Ukuran bagian tubuh yang terpanjan. Semakin besar area yang terpanjan oleh
panas dan dingin, semakin rendah toleransinya.
c.
Toleransi perorangan. Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang
paling rendah. Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkin memiliki
toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar.
d.
Lama panjanan. Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal
kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat.
e.
Keutuhan kulit. Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhu.
Kondisi tertentu merupakan kontraindikasi penggunaan kompres panas atau dingin.
Pengaruh Kompres Hangat
Efek dari kompres hangat untuk
meningklatkan aliran darah ke bagian yang terinjuri. Pemberian kompres hangat
yang berkelanjutan berbahaya terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan,
kelemahan local, dan bisa terjadi kelepuhan. Kompres hangat diberikan satu jam
atau lebih. Efek fisiologis Kompres Panas menurut Audery Berman dkk, yaitu sebagai berikut:
a.
Vasodilatasi
b.
Meningkatkan
permeabilitas kapiler
c.
Meningkatkan
metabolisme selulas
d.
Merelaksasi otot
e.
Menigkatkan inflamasi,
meningkatkan aliran darah ke suatu area
f.
Meredakan nyeri dengan
merelaksasi otot
g.
Efek sedatif
h.
Mengurangi
kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairan senovial
Penggunaan Kompres Hangat :
a.
Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa
dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih demam
lagi saat kompres dihentikan. Karena pada saat dikompres dingin, pusat pengatur
suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera
dihangatkan. Jadi justru akan bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain
halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa
suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan. Inilah
pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang merasa kedinginan meskipun
tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat membantu mengurangi rasa dingin
& menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.
b.
Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat rileks,
mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah.
c.
Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh
digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas
dapat memperparah bengkak yang sudah ada.
Cara Menggunakan Kompres panas :
a) Tempelkan ke
bagian tubuh yang nyeri kantong karet/ botol yang berisi air hangat atau handuk
yang telah dicelupkan ke dalam air hangat dengan temperatur 40-50 derajat
Celcius atau bila sulit mengukurnya, coba pada dahi terlebih dahulu, jangan
sampai terlalu panas atau sesuaikan panasnya dengan kenyamanan yang akan dikompres.
b) Peras kain yang
digunakan untuk mengkompres, jangan terlalu basahc
c) Lama kompres
sekitar 15-20 menit dan dapat diperpanjang.
d) Sebaiknya diikuti
dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
e) Dampak
fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot
tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar
aliran darah.
Metode Kompres hangat
kompres menggunakan air hangat
didasarkan bahwa kompres dengan menggunakan air dingin itu sebenarnya tidak
begitu efektif menurunkan panas. Karena kontak dengan air dingin maka pembuluh
darah yang kontak dengan kain kompres dingin akan menyempit (vasokonstriksi)
sehingga menyulitkan pengeluaran panas.Pusat pengatur suhu menerima informasi
bahwa suhu tubuh sedang berada dalam kondisi hangat, maka suhu tubuh butuh
untuk segera diturunkan. Apalagi, saat demam kita memang merasa kedinginan
meskipun tubuh kita justru mengalami peningkatan suhu. Kompres air hangat
memiliki beberapa keuntungan, disamping membantu mengurangi rasa dingin, air
hangat juga menjadikan tubuh terasa lebih nyaman. Memperbaiki sirkulasi.
Macam-macam
kompres panas
·
Kompres panas basah
Dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara
kompres kasa, kemasan pemanas, berendam atau mandi.
Alat
yang digunakan:
a) kom berisi air
hangat (40-46c)
b) bak steril berisi
2buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
c) kasa
perban/kain segitiga
d) pengalas
e) sarung tangan
bersih di tempatnya
f) bengkok 2buah
(satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
g) waslap 4 buah
h) pinset anatomi 2 buah
i) korentang
Cara kerja:
1. Dekatkan alat-alat kedekat klien
2. Perhatikan privacy klien
3. Cuci tangan
4. Atur posisi klien yang nyaman
5. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan
dikompres
6. Kenakan sarung tangan lalu buka
balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok
kosong
7. Ambil beberapa potong kasa dengan
pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.
8. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu
bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres
9. Bila klien menoleransi kompres
hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya dibalut
dengan kasa perban atau kain segitiga
10. Lakukan prasat ini selama 15-30
menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit
11. Lepaskan sarung tangan
12. Atur kembali posisi klien dengan
posisi yang nyaman
13. Bereskan semua alat-alat untuk
disimpan kembali
14. Cuci tangan
15. dokumentasikan tindakan ini beserta
responnya
·
Kompres panas kering menggunakan buli-buli panas
Dapat digunakan secara local, untuk konduksi panas,
dengan menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan
akuatermia, atau kemasan pemanas disposable.
Alat yang digunakan:
a) buli-buli panas
dan sarung
b) termos berisi air
panas/termometer air panas
c) lap kerja
Cara
kerja:
1.
cuci tangan
2.
lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas
dengan cara : mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya
kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya.
Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)
3.
isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih
setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara :
a) letakkan atau tidurkan buli-buli di
atas meja atau tempat datar.
b) Bagian atas buli-buli di lipat
sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli
c) Kemudian penutup buli-buli di
tutup dengan rapat/benar
4.
Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn
dengan lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli
5.
Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien
6.
Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan
7.
Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan
yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan,
ketidak nyamanan, kebocoran.
8.
Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air
anas lagi, sesuai yang di kehendaki
9.
Bereskan alat alat bila sudah selesai
Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:
1. Pada
24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan
perdarahan dan
pembengkakan
2. Peradarahan aktif. Panas akan
menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan
perdarahan
3. Edema noninflamasi. Panas
meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena
panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi,
panas dapat ,mempercepat metastase (tumor sekunder)
5. Gangguan kulit yang menyebabkan
kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar
atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Memberikan Hangat
a. Jangan
letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang telanjang, lapisi kantong
dengan kain flanel atau handuk.
b. Kantong
air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu hanya boleh terisi
sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak diperlukan.
c. Pada
penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan lupa memeriksa kulit
penderita.
d. kompres
hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan pembuluh darah di
area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala.
e. Kompres hangat
tidak boleh diberikan di perut jika mengalami radang/ infeksi usus buntu.
Kompres
Hangat dilakukan:
1. Pada radang
persendian
2. Pada kekejangan
otot
3. Bila perut kembung
4. Bila ada bengkak
(abses) akibat pemberian suntikan
5. Bila pasien
kedinginan (misalnya akibat narkose, iklim atau ketegangan dll)
6. Pada bagian tubuh
yang abses
7. Bila ada haematoom
Memberikan
Kompres Hangat Kering (Botol Air Panas, bantalan Pemanas Elektrik, bantalan
Akuatermia, Kemasan Pemanas Disposabel)
Prosedur
kerja:
Pelaksanaan
Botol Air Panas
|
Rasionalisasi
|
|
1.
|
Mengukur suhu air. Ikuti praktek institusi tentang
penggunaan suhu yang tepat.
Suhu yang sering diberikan:
a. 46 – 52 °C
untuk orang dewasa normal
b. 40,5 – 46 °C
untuk orang dewasa yang tidak sadar atau yang kondisinya sedang lemah
|
Memastikan suhu yang akan diberikan agar terapi
berefek maksimal
|
2.
|
Mengisi sekitar dua pertiga botol dengan air panas
|
Agar air tidak terlalu penuh dan tidak tumpah
|
3.
|
Mengeluarkan udara dari botol. Udara yang tetap
berada di botol akan mencegah botol mengikuti bentuk tubuh yang sedang
dikompres.
|
Untuk menjaga suhu agar tetap stabil
|
4.
|
Menutup botol dengan kencang
|
Agar air tidak tumpah dari tempatnya
|
5.
|
Membalikkan botol dan memeriksa adanya kebocoran
|
Untuk memastikan ada atau tidaknya kebocoran
|
6.
|
Mengeringkan botol
|
Agar saat terapi dilaksanakan pakaian pasien tidak
terkena basah
|
7.
|
Membungkus botol dengan handuk atau sarung botol
air panas
|
Agar panas air tidak langsung menyentuh kulit.
Ditakutkan kulit melepuh
|
8.
|
Meletakkan bantalan pada bagian tubuh dan
menggunakan bantal untuk menyangganya jika perlu
|
Untuk memberikan kenyamanan pada pasien
|
Pelaksanaan
Bantalan Pemanas Elektrik
|
Rasioalisasi
|
|
1.
|
Memastikan arca tubuh kering.
|
Penggunaan listrik pada area yang lembab dapat
mengakibatkan syok
|
2.
|
Memeriksa bahwa bantalan elektrik tersebut
berfungsi dan berada dalam kondisi yang baik. Kawat tidak boleh bercelah dan
kabel harus utuh, komponen pemanas tidak boleh terbuka, dan pendistribusian
suhu pada bantalan harus rata.
|
|
3.
|
Memasang sarung bantalan. Beberapa model memiliki
sarung kedap air yang dapat digunakan jika bantalan diletakkan di atas
balutan basah.
|
Tempat yang lembab dan menyebabkan arus pendek
pada bantalan sehingga membakar atau membuat klien syok.
|
4.
|
Menyambungkan bantalan ke stop kontak listrik
|
Untuk menghidupkan bantalan listrik
|
5.
|
Mengatur pengontrol suhu pada suhu yang tepat
|
Agar terapi yang diberikan efektif
|
6.
|
Setelah bantalan dipanaskan, meletakkan bantalan
di atas bagian tubuh yang memerlukan bantalan tersebut
|
Untuk memberikan efek kompres
|
7.
|
Menggunakan ikatan basa, bukan peniti
|
untuk memfiksasi bantalan agar tetap berada di
tempatnya
|
Pelaksanaan
Bantalan Akuatermia
|
|
1.
|
Mengisi unit dengan air suling sampai memenuhi 2/3
inut. Unit akan menghangatkan air, yang bersirkulasi di bantalan
|
2.
|
Mengeluarkan gelembung udara, dan fiksasi tutup
bantalan
|
3.
|
Mengatur suhu pada tombol pengatur jika memang
belum diatur. Suhu normal adalah 40,5 °C. periksa instruksi pabrik
|
4.
|
Membungkus bantalan dengan sebuah handduk atau sarung
bantal
|
5.
|
Menyambungkan unit ke aliran listrik
|
6.
|
Memeriksa adanya kebocoran atau fungsi bantalan
yang tidak benar sebelum digunakan
|
7.
|
Menggunakan plester atau pengikat kasa untuk
memfiksasi bantalan di tempatnya. Jangan menggunakan peniti, Karena dapat
mengakibatkan kebocoran
|
8.
|
Jika terjadi kemerahan atau nyeri yang tidak
biasa, hentikan terapi, dan laporkan reaksi klien
|
Pelaksanaan
Kemasan Pemanas Disposabel
|
|
1.
|
Masukkan ke microwave, pukul-pukul, peras atau
remas kemasan sesuai dengan petunjuk pabrik
|
2.
|
Perhatikan instruksi pabrik mengenai lama waktu
produksi panas.
|
Suhu
yang Direkomendasikan untuk Kompres Panas dan Dingin
Derajat
Panas
|
Suhu
|
Bentuk
dan Kegunaan
|
Sangat
dingin
|
Di
bawah 15° C
|
Kantong
es
|
Dingin
|
15-
18° C
|
Kemasan
pendingin
|
Sejuk
|
18-
27° C
|
Kompres
dingin
|
Hangat
kuku
|
27-
37° C
|
Mandi
spons- alkohol
|
Hangat
|
37-
40° C
|
Mandi
dengan air hangat
|
Panas
|
40-
60° C
|
Berendam
dalam air panas, irigasi, kompres panas
|
Sangat
panas
|
Di
atas 60° C
|
Kantong
air untuk orang dewasa
|
Kesimpula :
Bahwa indikasi pemberian kompres
panas untuk klien yang kedinginan, klien dengan perut kembung, klien yang punya
penyakit peradangan seperti radang persendian, sepasme otot, adanya abses, dan
hematoma. Sedangkan Kompres dingin untuk klien dengan suhu tubuh yang tinggi,
klien dengan batuk dan muntah darah, pascatonsilektomi, radang, dan memar.
Dalam mengkompres pasien perlu
diperhatikan dengan mengontrol perkembangannya dalam waktu 30-60 menit, bila
pasien kedinginan kompres harus segera di angkat, perlu di perhatikan juga
keberadaan iritasi pasien, Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat
paha dan ketiak.
Daftar
Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar