Sabtu, 06 Juni 2015

kompres panas



MAKALAH
KOMPRES PANAS



Oleh:
AISA RATNA SARI
14150023


D3 Kebidanan
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA


Pengertian kompres panas atauhangat
Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis.Kompres hangat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yanga nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan.Dengan cara ini penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai darah ke endometrium kurang. Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yang nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan.Dengan cara ini penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai darah ke endometrium kurang.Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh.sehingga.mencapai.keadaan.normal.kembali.

Tujuan Kompres Hangat
a.        Memperlancar sirkulasi darah
b.        Menurunkan suhu tubuh
c.        Mengurangi rasa sakit
d.        Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien
e.        Memperlancar pengeluaran eksudat
f.        Merangsang peristaltik usus
Pedoman Kompres Panas
Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik, toleransi terhadap panas dan diongin, kontraindikasi merupakan hal yang penting ketika memberikan kompres panas
a.    Adaptasi Reseptor termal
Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseptor dingin terpanjan suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseftor hangat terpanjan suhu yang tiba-tiba tinggi, pada awalnya reseftor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah jam berikutnya atau lebih karena reseftor beradaptasi terhadap suhu yang baru. Perawat perlu memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan dingin. Klien ingin mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan sensasi.
b.   Fenomena Rebound
Fenomena rebaound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres panas atau dingin telah mencapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Misalnya, panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20 sampai 30 menit; melanjutkan kompres melebihi 30 sampai 45 menitakan mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembuluh darah kemudian berkontriksi dengan alasan yang tidak diketahui apabila kompres panas terus dilanjutkan, klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darahyan kontriksi tidak mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres dingin vasokonstriksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 C. Dibawah suhu 15 C, vasodilatasi melalui. Mekanismedingin bersifat protektif: vasodilatasi membantu mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa terpanajan dingin, seperti hidung dan telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan dimusim dingin.Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi perawata. Kompres harus diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi.
c.    Efek Sistemik
Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama pada area tubuh yang luas, dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru. Peningkatan tersebut adalah hasil vasodilatasi perifer yan berlebihan, yang mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ dalam dan menghasilkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat menyebabkan klien pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki gangguan sirkulasi seperti arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini dibandingkan orang sehat. Kompres dingin yang berlebihan(seperti ketika klien ditempatkan dalam selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah internal.Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal terhadap rasa dingin yang panjang yang mana merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah respon normal karena tubuh beruoaya untuk menghangatkan dirinya. 5
d.   Toleransi dan Kontraindikasi
Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin yang berbeda. Variabel yang mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut sebagai berikut:
a.    Bagian tubuh. Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak terlalusensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan dan lengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap suhu.
b.    Ukuran bagian tubuh yang terpanjan. Semakin besar area yang terpanjan oleh panas dan dingin, semakin rendah toleransinya.
c.    Toleransi perorangan. Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang paling rendah. Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkin memiliki toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar.
d.   Lama panjanan. Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat.
e.    Keutuhan kulit. Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhu. Kondisi tertentu merupakan kontraindikasi penggunaan kompres panas atau dingin.

 Pengaruh Kompres Hangat
Efek dari kompres hangat untuk meningklatkan aliran darah ke bagian yang terinjuri. Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan berbahaya terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan, kelemahan local, dan bisa terjadi kelepuhan. Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih. Efek fisiologis Kompres Panas menurut Audery Berman dkk, yaitu sebagai berikut:
a.                   Vasodilatasi
b.                  Meningkatkan permeabilitas kapiler
c.                   Meningkatkan metabolisme selulas
d.                  Merelaksasi otot
e.                   Menigkatkan inflamasi, meningkatkan aliran darah ke suatu area
f.                   Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot
g.                  Efek sedatif
h.                  Mengurangi kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairan senovial
Penggunaan Kompres Hangat :
a.       Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih demam lagi saat kompres dihentikan. Karena pada saat dikompres dingin, pusat pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera dihangatkan. Jadi justru akan bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan. Inilah pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat membantu mengurangi rasa dingin & menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.
b.      Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah.
c.       Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada.

Cara Menggunakan Kompres panas :
a)    Tempelkan ke bagian tubuh yang nyeri kantong karet/ botol yang berisi air hangat atau handuk yang telah dicelupkan ke dalam air hangat dengan temperatur 40-50 derajat Celcius atau bila sulit mengukurnya, coba pada dahi terlebih dahulu, jangan sampai terlalu panas atau sesuaikan panasnya dengan kenyamanan yang akan dikompres.
b)   Peras kain yang digunakan untuk mengkompres, jangan terlalu basahc
c)    Lama kompres sekitar 15-20 menit dan dapat diperpanjang.
d)   Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
e)    Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah.

Metode Kompres hangat
kompres menggunakan air hangat didasarkan bahwa kompres dengan menggunakan air dingin itu sebenarnya tidak begitu efektif menurunkan panas. Karena kontak dengan air dingin maka pembuluh darah yang kontak dengan kain kompres dingin akan menyempit (vasokonstriksi) sehingga menyulitkan pengeluaran panas.Pusat pengatur suhu menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang berada dalam kondisi hangat, maka suhu tubuh butuh untuk segera diturunkan. Apalagi, saat demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita justru mengalami peningkatan suhu. Kompres air hangat memiliki beberapa keuntungan, disamping membantu mengurangi rasa dingin, air hangat juga menjadikan tubuh terasa lebih nyaman. Memperbaiki sirkulasi.


Macam-macam kompres panas
·         Kompres panas basah
Dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam atau mandi.
Alat yang digunakan:
a)    kom berisi air hangat (40-46c)
b)   bak steril berisi 2buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
c)    kasa perban/kain segitiga
d)   pengalas
e)    sarung tangan bersih di tempatnya
f)    bengkok 2buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
g)    waslap 4 buah
h)   pinset anatomi 2 buah
i)     korentang
Cara kerja:
1.      Dekatkan alat-alat kedekat klien
2.      Perhatikan privacy klien
3.      Cuci tangan
4.      Atur posisi klien yang nyaman
5.       Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
6.      Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong
7.      Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.
8.      Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres
9.      Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga
10.  Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit
11.  Lepaskan sarung tangan
12.  Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
13.  Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
14.  Cuci tangan
15.  dokumentasikan tindakan ini beserta responnya

·         Kompres panas kering menggunakan buli-buli panas
Dapat digunakan secara local, untuk konduksi panas, dengan menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas disposable.

Alat yang digunakan:
a)    buli-buli panas dan sarung
b)   termos berisi air panas/termometer air panas
c)    lap kerja
Cara kerja:
1.        cuci tangan
2.        lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara : mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)
3.        isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara :
a)    letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar.
b)    Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli
c)    Kemudian penutup  buli-buli di tutup dengan rapat/benar
4.        Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli
5.        Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien
6.        Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan
7.        Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran.
8.        Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi, sesuai yang di kehendaki
9.        Bereskan alat alat bila sudah selesai
Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:
1.  Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan
      perdarahan dan pembengkakan
2.    Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan
      perdarahan
3.    Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4.   Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase (tumor sekunder)
5.   Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan Hangat
a.     Jangan letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang telanjang, lapisi kantong dengan kain flanel atau handuk.
b.    Kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu hanya boleh terisi sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak diperlukan.
c.     Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan lupa memeriksa kulit penderita.
d.    kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan pembuluh darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala.
e.    Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika mengalami radang/ infeksi usus buntu.


Kompres Hangat dilakukan:
1.      Pada radang persendian
2.      Pada kekejangan otot
3.      Bila perut kembung
4.      Bila ada bengkak (abses) akibat pemberian suntikan
5.      Bila pasien kedinginan (misalnya akibat narkose, iklim atau ketegangan dll)
6.      Pada bagian tubuh yang abses
7.      Bila ada haematoom
 Memberikan Kompres Hangat Kering (Botol Air Panas, bantalan Pemanas Elektrik, bantalan Akuatermia, Kemasan Pemanas Disposabel)


 Prosedur kerja:
Pelaksanaan Botol Air Panas
Rasionalisasi
1.
Mengukur suhu air. Ikuti praktek institusi tentang penggunaan suhu yang tepat.
Suhu yang sering diberikan:
a.       46 – 52 °C untuk orang dewasa normal
b.      40,5 – 46 °C untuk orang dewasa yang tidak sadar atau yang kondisinya sedang lemah
Memastikan suhu yang akan diberikan agar terapi berefek maksimal
2.
Mengisi sekitar dua pertiga botol dengan air panas
Agar air tidak terlalu penuh dan tidak tumpah
3.
Mengeluarkan udara dari botol. Udara yang tetap berada di botol akan mencegah botol mengikuti bentuk tubuh yang sedang dikompres.
Untuk menjaga suhu agar tetap stabil
4.
Menutup botol dengan kencang
Agar air tidak tumpah dari tempatnya
5.
Membalikkan botol dan memeriksa adanya kebocoran
Untuk memastikan ada atau tidaknya kebocoran
6.
Mengeringkan botol
Agar saat terapi dilaksanakan pakaian pasien tidak terkena basah
7.
Membungkus botol dengan handuk atau sarung botol air panas
Agar panas air tidak langsung menyentuh kulit. Ditakutkan kulit melepuh
8.
Meletakkan bantalan pada bagian tubuh dan menggunakan bantal untuk menyangganya jika perlu
Untuk memberikan kenyamanan pada pasien

Pelaksanaan Bantalan Pemanas Elektrik
Rasioalisasi
1.
Memastikan arca tubuh kering.
Penggunaan listrik pada area yang lembab dapat mengakibatkan syok
2.
Memeriksa bahwa bantalan elektrik tersebut berfungsi dan berada dalam kondisi yang baik. Kawat tidak boleh bercelah dan kabel harus utuh, komponen pemanas tidak boleh terbuka, dan pendistribusian suhu pada bantalan harus rata.

3.
Memasang sarung bantalan. Beberapa model memiliki sarung kedap air yang dapat digunakan jika bantalan diletakkan di atas balutan basah.
Tempat yang lembab dan menyebabkan arus pendek pada bantalan sehingga membakar atau membuat klien syok.
4.
Menyambungkan bantalan ke stop kontak listrik
Untuk menghidupkan bantalan listrik
5.
Mengatur pengontrol suhu pada suhu yang tepat
Agar terapi yang diberikan efektif
6.
Setelah bantalan dipanaskan, meletakkan bantalan di atas bagian tubuh yang memerlukan bantalan tersebut
Untuk memberikan efek kompres
7.
Menggunakan ikatan basa, bukan peniti
untuk memfiksasi bantalan agar tetap berada di tempatnya

Pelaksanaan Bantalan Akuatermia
1.
Mengisi unit dengan air suling sampai memenuhi 2/3 inut. Unit akan menghangatkan air, yang bersirkulasi di bantalan
2.
Mengeluarkan gelembung udara, dan fiksasi tutup bantalan
3.
Mengatur suhu pada tombol pengatur jika memang belum diatur. Suhu normal adalah 40,5 °C. periksa instruksi pabrik
4.
Membungkus bantalan dengan sebuah handduk atau sarung bantal
5.
Menyambungkan unit ke aliran listrik
6.
Memeriksa adanya kebocoran atau fungsi bantalan yang tidak benar sebelum digunakan
7.
Menggunakan plester atau pengikat kasa untuk memfiksasi bantalan di tempatnya. Jangan menggunakan peniti, Karena dapat mengakibatkan kebocoran
8.
Jika terjadi kemerahan atau nyeri yang tidak biasa, hentikan terapi, dan laporkan reaksi klien

Pelaksanaan Kemasan Pemanas Disposabel
1.
Masukkan ke microwave, pukul-pukul, peras atau remas kemasan sesuai dengan petunjuk pabrik
2.
Perhatikan instruksi pabrik mengenai lama waktu produksi panas.

Suhu yang Direkomendasikan untuk Kompres Panas dan Dingin
Derajat Panas
Suhu
Bentuk dan Kegunaan
Sangat dingin
Di bawah 15° C
Kantong es
Dingin
15- 18° C
Kemasan pendingin
Sejuk
18- 27° C
Kompres dingin
Hangat kuku
27- 37° C
Mandi spons- alkohol
Hangat
37- 40° C
Mandi dengan air hangat
Panas
40- 60° C
Berendam dalam air panas, irigasi, kompres panas
Sangat panas
Di atas 60° C
Kantong air untuk orang dewasa


 Kesimpula :
Bahwa indikasi pemberian kompres panas untuk klien yang kedinginan, klien dengan perut kembung, klien yang punya penyakit peradangan seperti radang persendian, sepasme otot, adanya abses, dan hematoma. Sedangkan Kompres dingin untuk klien dengan suhu tubuh yang tinggi, klien dengan batuk dan muntah darah, pascatonsilektomi, radang, dan memar.
Dalam mengkompres pasien perlu diperhatikan dengan mengontrol perkembangannya dalam waktu 30-60 menit, bila pasien kedinginan kompres harus segera di angkat, perlu di perhatikan juga keberadaan iritasi pasien, Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak.



Daftar Pustaka:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar