MATERI
1.
Latar
Belakang P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
Dalam rangka pencapaian target sasaran rencana
pembangunan jangka menengah bidang kesehatan (RPJMN-KN) 2004-2009 yaitu AKI
226/100.000 KH, dan target pencapaian Millenium Development Golals (MDG’s),
yaitu AKI menjadi 102/100.000 KH pada tahun 2015, perlu dilakukan upaya
terobosan yang efektif dan berkesinambungan.
Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab
langsung, yaitu perdarahan, infeksi, eklamsi, persalinan lama dan abortus
komplikasi abortus. Di samping itu, kematian ibu juga dilatarbelakangi oleh
rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kedudukan dan peran
perempuan, faktor sosial budaya serta faktor transportasi, yang kesemuanya berpengaruh
pada munculnya dua keadaan yang tidak menguntungkan, yaiti : (1) Tiga Terlambat
(terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai
fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan);
(2) Empat Terlalu (terlalu muda melahirkan, terlalu sering melahirkan, terlali
rapat jarak melahirkan, dan terlalu tua untuk melahirkan). Mengingat penyebab
dan latarbelakang kematian ibu yang sangat kompleks dan menyangkut bidang-bidang
yang ditangani oleh sektor, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, maka
upaya percepatan penurunan AKI memerlukan penanganan yang menyeluruh terhadap
masalah yang ada dengan melibatkan sektor terkait.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, telah
dilakukan upaya percepatan penurunan AKI. Pada tahun 2000 Departemen Kesehatan
telah mencanangkan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan
strategi terfokus dalam penyediaan dan pemantapan pelayanan kesehatan, dengan
3(tiga) pesan kunci MPS, yaitu: (1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih, (2) setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat
pelayanan yang adekuat, dan (3) setiap wanita usia subur mempunyai akses
terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran. Upaya penceptan penurunan AKI tersebut dilaksanakan melalui empat
strategi, yaitu: (1) peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatatan ibu
dan bayi, (2) Kerjasama lintasan program, lintasan sektor terkait dan
masyarakat termasuk swasta, (3) Pemberdayaan perempuan, keluarga dan
pemberdayaan masyarakat, dan (4) meningkatkan survailance, monotoring-evaluasi
KIA dan pembiayaan.
Berbagai upaya peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan
manajemen progranm KIA bersama dengan program terkait dan lembaga internasional
telah dilaksanakan, namun masih perlu adanya peningkatan keterlibatan
masyarakat dalam perhatian dan pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Seperti diketahui bersama bahwa di tingkat masyarakat masalah keterlambatan,
utamanya terlambat mengenali tanda bahaya dan pengambilan keputusan, serta
masalah 4 Terlalu, masih dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan dan
kondisi ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender. Di masyarakat kita,
seringkali perempuan tidak mempunyai akses dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan dan kewenangan untuk memutuskan masalah kesehatannya sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut dan sesuai dengan strategi MPS, upaya percepatan
angka kematian ibu diperlukan adanya dukungan lintas sektor dalam pemberdayaan
perempuan, keluarga dan masyarakat dalam perencanaan persalinan dan kesiagaan
dalam menghadapi komplikasi obstetri dan neonatal.
Pada tahun 2007 menteri kesehatan menerangkan P4K
(program perencanaan dan pencegahan
komplikasi) dengan stiker yang merupakan “upaya terobosan” dalam
percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan
yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk
persiapan dan tindak dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir.
Dari pengalaman lapangan, ditemukan bahwa kemampuan dalam
berkomunikasi merupakan kunci keberhasilan untuk dapat membangun kepercayaan
masyarakat terhadap bidan. Dalam P4K dengan Stiker bidan diharapkan berperan sebagai
fasilitator dan dapat membangun komunikasi persuasif dan setara di wilayah
kerjanya agar dapat terwujud kerjasama dengan ibu, keluarga dan masyarakat sehingga
pada akhirnya dapat meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Melalui P4K dengan Stiker, masyarakat diharapakan dapat
mengembangkan norma sosial bahwa cara yang aman untuk menyelamatkan ibu
hamil-bersalin-nifas dan bayi lahir ke bidan dengan memeriksakan kehamilan,
bersalin, perwatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir ke bidan atau tenaga
kesehatan terampil di bidang kebidanan, sehingga kelak dapat mencapai dan
mewujudkan Visi Departemen Kesehatan, yaitu “Masyarakat Mandiri untuk Hidup
Sehat”.
2.
Pengertian
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).
Dalam rangka menyamakan persepsi
terhadap berbagai istilah dalam pedoman ini maka perlu memberikan batasan
terhadap beberapa hal yang termuat dalam tulisan ini yang meliputi :
a.
P4K
dengan Stiker
Adalah
kepanjangan dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi, yang
merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh Bidan di desa Dengan PERAN AKTIF SUAMI, KELUARGA DAN MASYARAKAT
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
b.
Pendataan
ibu hamil dengan stiker
Adalah
suatu kegiatan pendataan, pencatatan dan pelaporan keadaan ibu hamil dan
bersalin di wilayah kerja bidan melalui penempelan stiker di setiap rumah ibu
hamil dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat di wilayahnya
(Kader, Forum Peduli KIA/ Pokja Posyandu, dan Dukun).
c.
Forum
Peduli KIA
Adalah
suatu forum partisipatif masyarakat yang melakukan pertemuan rutin bulanan,
bertujuan mengorganisir kegiatan P4K dan menjalin kerjasama dengan bidan dan
fasilitas oleh Bidan di desa dan Puskesmas. Forum ini bisa dimanfaatkan
forum-forum yang telah ada di masyarakat desa, seperti: GSI, Forum Desa Siaga,
Pokja Posyandu, dan lain-lain, yang biasanya diketuai oleh Kepala Desa.
d.
Kunjungan
Rumah
Kunjungan
rumah Adalah kegiatan kunjungan bidan kerumah ibu hamil dalam rangka untuk
membantu ibu, suami dan keluarganya membuat perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi. Disamping itu untuk memfasilitasi ibu nifas dan suaminya
dalam memutuskan penggunaan alat/obat kontrasepsi setelah persalinan sesuai
dengan rencana yang telah disepakati bersama oleh pasangan tersebut.
e.
Rencana
Pemakaian Alat Kontrasepssi Pasca Persalinan
Adalah
kesepakatan suami-istri sejak ibu masih hamil sampai dengan setelah melahirkan
untuk menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi setelah proses melahirkan.
f.
Persalinan
olek Nakes
Adalah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil sesuai standar.
g.
KB
Pasca Persalinan
Adalah
pemakaian alat/obat kontrasepsi oleh ibu atau suami segera setelah melahirkan
sampai 42 hari setelahnya dengan metode apapun
h.
Kesiagaan
Adanya
kesiapan dan kewaspadaan dari suami, keluarga, masyarakat/organisasi
masyarakat, kader, dukun dan Bidan dalam menghadapi persalinan dan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal. (Kesiapan Peran Keluarga dan
Masyarakat).
i.
Tabulin
(Tabungan ibu bersalin)
Adalah
barang/dana yang disimpan oleh keluarga atau pengelola Tabulin secara bertahap
sesuai dengan kemampuannya, yang pengelolaannya sesuai dengan kesepakatan serta
penggunaannya untuk segala bentuk pembiayaan, saat antenatal, persalinan dan
kegawatdaruratan.
j.
Dasolin
(Dana Sosial Ibu Bersalin)
Adalah
dana yang dihimpun dari masyarakat secara sukarela dengan prinsip gotong royong
sesuai dengan kesepakatan bersama dengan tujuan
membantu pembiayaan mulai antenatal, persalinan dan kegawatdaruratan.
k.
Abulan
Desa
Adalah
alat transportasi dari masyarakat sesuai kesepakatan bersama yang dapat
dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ketempat persalinan termasuk
tempat rujukan, bisa berupa mobil, ojek, sepeda, tandu, perahu, dll.
l.
Calon
Donor Darah
Adalah
orang-orang yang dipersiapkan oleh ibu, suami, keluarga dan masyarakat yang
sewaktu-waktu bersediaa menyumbangkan darahnya untuk keselamatan ibu
melahirkan.
m.
Inisiasi
Menyusui Dini
Adalah
bayi diberi kesempatan mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (Inisiasi
Menyusui Dini) dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya
satu jam atau lebih, sampai menyusu pertama selesai.
n.
Kunjungan
Nifas
Kontak
ibu dengan Nakes minimal 3 (tiga) kali untuk mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas
(termasuk Bidan di desa/Polindes dan kunjungan rumah).
o.
Pemberdayaan
Masyarakat
Adalah
upaya aktif Bidan untuk melibatkan unsur-unsur masyarakat secra partisipatif
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kesehatan ibu dan anak
termasuk kegiatan perencanaan persalinan dan pasca persalinan.
p.
Buku
KIA
Adalah
buku pedoman yang dimiliki oleh ibu dan anak yang berisi infomasi dan catatan
kesehatan ibu dan anak. Merupakan alat pencatat pelayanan kesehatan ibu dan
anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama masa nifas hingga bayi yang
diahirkan berusia 5 tahun, termasuk pelayanan KB, imunisasi, gizi, dan tumbuh
kembang anak.
q.
PPGDON
Adalah
singkatan dari Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri Neonatal, suatu paket
pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis untuk menangani kasus komplikasi
yang terjadi seputar kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu maupun neonatal.
3.
Tujuan
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
a.
Tujuan Umum
Meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui
peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan
yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi
ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.
b.
Tujuan Khusus
1)
Terdatanya status ibu hamil dan
terpasangnya Stiker
P4K disetiap rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang
: lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan,
penolong persalinan, pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon
donor darah, transportasi yang
akan digunakan serta pembiayaan.
2)
Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian metode KB passca persalinan yang
sesuai dan disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.
3)
Terlaksananya pengambilan keputusan yang
cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama, hamil, bersalin maupun nifas.
4)
Meningkatnya keterlibatan tokoh
masyarakat baik formal maupun non formal, dukun/pendamping persalinan dan kelompok masyarakat dalam perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi dengan stiker,
dan
KB pasca salin sesuai
dengan perannya masing-masing
4.
Manfaat
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi):
a.
Mempercepat berfungsinya Desa Siaga
b.
Meningkatkan cakupan pelayanan ANC
sesuai standart
c.
Meningkatnya cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan terampil
d.
Meningkatnya kemitraan Bidan dan Dukun
e.
Tertanganinya kejadian komplikasi secara
dini
f.
Meningkatnya peserta KB pasca salin
g.
Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu
dan bayi.
h.
Menurunnya kejadian kesakitan dan
kematian ibu serta bayi
5.
Sasaran
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
a.
Penanggung
jawab dan pengelola program KIA Provinsi dan Kab/Kota
b.
Bidan
Koordinator
c.
Kepala
Puskesmas
d.
Dokter
e.
Perawat
f.
Bidan
g.
Kader
h.
Forum
peduli KIA (Forum P4K/Pokja/Posyandu, dll).
6.
Dasar
Hukum P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
1.
Surat
edaran Mentri Kesehatan No. 295 tahun 2008 tentang percepatan pelaksanaan
program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker
2.
Surat
edaran Mentri dalam Negeri No. 441.7/1935.SJ tahun 2008 tentang percepatan
pelaksanaan program persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dengan Stiker
- Indikator Program
- Presentase Desa melaksanakan P4K dengan Stiker
- Presentase ibu hamil mendapat stiker
- Presentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai standar
- Presentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan
- Presentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi tertangani
- Presentase penggunaan metode KB pasca persalinan
- Presentase ibu bersalin di nakes mendapat pelayanan nifas.
- Output Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan Stiker
Output yang diharapkan adalah sebagai berikut:
- Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K
- Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar
- Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang dibuat bersama dengan penolong persalinan
- Bidan menolong persalinan sesuai standar
- Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar
- Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial-budaya).
- Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum peduli KIA/ Pokja Posyandu dalam rencana persalinan termasuk KB pasca persalinan sesuai dengan perannya masing-masing.
- Ibu mendapat pelayanan kontrasespsi pasca persalinan
- Adanya kerjasama yang mantap antara Bidan, Petugas Pustu, Forum Peduli KIA/Pokja Posyandu dan (bila ada) dukun bayi, pendamping persalinan.
- Komponen P4K dengan Stiker
Fasilitas aktif oleh Bidan:
- Pencatatan Ibu Hamil
- Dasolin/Tabulin
- Donor Darah
- Transport / Ambulan Desa
- Suami/Keluarga Menemani Ibu pada Saat Bersalin
- IMD
- Kunjungan Nifas
- Kunjungan Rumah
- Tahap Kegiatan
- Orientasi P4K dengan stiker
Orientasi ditujukan untuk pengelola
program dan stakeholders terkait di tingkat Provinsi, Kab/Kota, Puskesmas.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang tujuan, manfaat,
mekanisme pelaksanaan, sistem pencatatan dan pelaporan serta dukungan apa saja
yang disiapkan dan diperlukan agar P4K dengan stiker dapat terlaksana di
lapangan.
- Sosialisasi
Sosialisasi ditujukan kepada kepala
desa/lurah, bidan, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi perempuan,
PKK serta lintas sektor di tingkat desa/kelurahan. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan sosialisasi tentang tujuan, manfaat dan mekanisme pelaksanaan agar
mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat dalam pelaksanaannya di
lapangan.
- Operasionalisasi P4K dengan Stiker di Tingkat Desa
- Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa/kelurahan.
Pertemuan dipimpin oleh kepala
desa/lurah, dan dihadiri bidan di desa, kader, dukun, tokoh masyarakat,
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif keluarga dan masyarakat dalam
membantu mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu yang diwujudkan dengan
mendata jumlah ibu hamil yang ada diwilayah desa, serta membahas dan
menyepakati calon donor darah, transport dan pembiayaan (Jamkesmas, tabulin,
dasolin). Pertemuan ini juga dapat dipakai untuk mengembangkan forum yang telah
ada sebelumnya, seperti Pokja Posyandu, Forum GSI yang ditujukan untuk
melaksanakan program P4K dengan stiker ini.
- Mengaktifkan Forum Peduli KIA
Forum peduli KIA ini diharapkan
memanfaatkan forum-forum yang sudah ada di masyarakat, antara lain: GSI, Forum
Desa Siaga, Pokja Posyandu dll. Apabila didaerah tersebut belum terbentuk forum
seperti itu bisa dilakukan pembentukan dengan menggunakan metode berikut ini.
- Kontak dengan Ibu Hamil dan Keluarga dalam Pengisian Stiker
Bidan didesa bersama kader dan/dukun
melakukan kontak dengan ibu hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam
pengisian stiker, termasuk pemakaian KB pasca persalinan. keterampilan berkomunikasi
sangat penting dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan yang melakukan kontak
dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker.
- Pemasangan Stiker di Rumah Ibu Hamil
Setelah melakukan konseling, stiker
diisi oleh Bidan, kemudian stiker tersebut ditempel di rumah ibu hamil
(sebaiknya di depan rumah, dan ibu hamil diberikan buku KIA untuk dipahami
isinya. Stiker P4K ini memuat informasi tentang nama ibu hamil, nama suami,
golongan darah ibu hamil, nama pendamping persalinan diarahkan agar suami yang mendampingi
(tulis namanya), nama tenaga kesehatan yang akan menolong persalinan, rencana
nama pendonor darah yang akan diminta bila ibu hamil mengalami kegawatdaruratan
dan rencana transportasi/ ambulan desa yang akan dipakai bila ibu hamil
mengalami kegawatdaruratan, rencana pembayaran (Jamkesmas, Tabulin, Dasolin).
Program pemasangan stiker ini
menjadi media utama dalam P4K. melalui stiker, pendataan dan pemantauan ibu
hamil dapat dilakukan secara intensif oleh Bidan bersama dengan suami,
keluarga, kader, masyarakat, Forum Peduli KIA, serta pendeteksi dini kejadian
komplikasi sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan
aman dan selamat, serta bayi yang dilahirkan sehat.
Pemasangan “stiker P4K” bukanlah
sekedar menempelkan stiker pada setiap rumah ibu hamil, tapi harus dilakukan
konseling kepada ibu hamil, suami dan keluarga untuk mendapatkan kesepakatan
dan kesiapan dalam merencanakan persalinan.
- Pendataan Jumlah Ibu Hamil di Wilayah Desa
Pendataan jumlah ibu hamil di
wilayah desa dilakukan setiap bulan secara teratur untuk up-dating, dan
disampaikan pada setiap pertemuan bulanan. Kemudian pemberian konseling kepada
ibu hamil, dilanjutkan dengan penempelan stiker dirumah ibu hamil dan pemberian
Buku KIA kepada ibu hamil tersebut.
- Pengelolahan donor darah dan sarana transportasi/ ambulan desa.
Dalam pengelolahan donor darah ini,
dikembangkan upaya bukan hanya untuk mengganti darah pada ibu bersalin tetapi
berorientasi untuk menggalang tersedianya calon pendonor darah untuk mengisi
persediaan darah di RS. Komitmen masyarakat terhadap pelaksanaan donor darah
dan saran transportasi ambulan desa dapat diwujudkan dengan pembuatan surat
pernyataan kesediaan menjadi pendonor darah atau sarana transportasi/ ambulan
desa bagi warga yang bersedia dan ikhlas sebagai calon pendonor darah atau
pemakaian kendaraan sewaktu-waktu bila diperlukan dalam situasi
kegawatdaruratan.
Untuk melakukan cek golongan darah
di masyarakat, bidan bisa berkoordinasi dengan pihak PMI melalui Puskesmas.
Pada tingkat masyarakat, Forum Peduli KIA bisa membantu memobilisasi masyarakat
tentang waktu pelaksanaan cek golongan darah masal.
- Penggunaan, Pengelolahan dan Pengawasan Tabulin/Dasolin.
Mekanisme penggunaan, pengelolahan
dan pengawasan tabulin/dasolin sebenarnya diserahkan sepenuhnya kepada
keinginan dan kesepakatan masyarakat pada pertemuan-pertemuan yang dilakukan.
Namun sebagai panduan ketika melakukan fasilitas mekanisme penggunaan,
pengelolahan dan pengawasan tabulin/dasolin memperhatikan beberapa hal berikut:
- Pengumpulan dan penyimpanan dana
- Penggunaan dana
- Pengawasan dan pelaporan dana
- Pembuatan dan Penandatanganan Amanat Persalinan
Amanat persalinan adalah kesepakatan
kesanggupan ibu hamil beserta dengan suami dan/keluarga atas komponen-komponen
P4K dengan Stiker. Amanat persalinan juga melibatkan warga yang sanggup menjadi
pendonor darah, warga yang memiliki sarana transportasi/ ambulan desa, proses
pencatatan perkembangan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, rencana
inisiasi menyusui dini, kesiapan Bidan untuk kunjungan nifas, termasuk upaya
penggalian dan pengelolahan dana.
- Rekapitulasi Pelaporan
- Data yang telah didapat dari isian dan data pendukung lainnya, bidan di desa melakukan pencatatan di buku KIA untuk disimpan dan dipelajari oleh ibu hamil sebagai alat pantau kesehatan ibu selama hamil, bersalin dan nifas. Bayi yang dilahirkan sampai umur 5 tahun. Disamping itu, juga dicatat dikartu ibu serta kohort ibu untuk disimpan difasilitas kesehatan. Bidan di desa memberikan pelayanan sesuai standard an pemantauan ibu hamil, serta melaporkan hasil pelayanan lesehatan ibu di wilayah desa ( termasuk laporan dari dokter dan bidan praktek swasta di desa tersebut) ke Puskesmas setiap bulan termasuk laporan kematian ibu, bayi lahir hidup dan bayi lahir mati.
- Puskesmas melakukan rekapitulasi dan analisa laporan dari seluruh bidan di desa/ kelurahan dan juga laporan dari Rumah Bersalin Swasta serta melakukan Pemantauan Wilayah Setempat tentang KIA (PWS-KIA) dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota setiap bulan.
- Dinas kesehatan kab/kota melakukan rekapitulasi dan analisa laporan dari seluruh puskesmas di wilayahnya dan laporan Yankes Ibu dari RS Pemerintah & Swasta, serta melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS-KIA), evaluasi dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Propinsi setiap bulan.
- Dinas kesehatan Propinsi melakukan rekapitulasi dan analisa dari seluruh laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota di wilayahnya dan melakukan pemantauan, fasilitas dan evaluasi secara berkala serta melaporkan ke tingkat pusat setiap tiga bulan.
- Tingkat asional melakukan rekapitulasi dan analisa laporan dari Dinas Kesehatan Propinsi dan melakukan pemantauan berkala, fasilitas, evaluasi P4K dengan stiker dalam rangka PP-AKI.
- Forum Komunikasi
Untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan P4K di masing-masing tingkat wilayah dari puskesmas, kabupaten/kota
dan Provinsi mempunyai wadah forum komunikasi yang meliputi Lintas Program dan
Lintas Sektor.
- Peran Puskesmas, Bidan, Dukun, Forum Peduli KIA
- Peran Puskesmas
b. Menentukan target sasaran,
memastikan ketersediaan logistik (stiker, buku KIA dll), bagi setiap ibu hamil,
untuk keberlangsungan P4K.
c. Memantau pelaksanaan program P4K
dengan melakukan supervise fasilitatif terhadap Bidan di Desa, PWS-KIA
d. Menjajaki pertemuan rutin dengan
Forum Peduli KIA, dukun, dan kader untuk mencari masukan-masukan dari
masyarakat tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
berbisnis masyarakat.
- Peran Bidan
- Melakukan Pemeriksaan ibu hamil (ANC) sesuai standar (minimal 4 kali selama hamil)
- Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga mengenai:
- Tanda-tanda persalinan
- Tanda bahaya persalinan dan kehamilan
- Kebersihan pribadi dan lingkungan
- Kesehatan dan gizi
- Perencanaan persalinan
- Perlunya IMD dan ASI eksklusif
- KB pasca persalinan
- Melakukan kunjungan rumah untuk:
- Memberikan penyuluhan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
- Melibatkan peran serta kader dan tokoh masyarakat
- Motivasi persalinan di Bidan pada waktu menjelang taksiran partus
- Membangun komunikasi persuasive dan setara dengan Forum Peduli KIA dan dukun untuk meningkatkan partisipasi aktif unsur-unsur masyarakat dalam peningkatan kesehatan Ibu dan Anak
- Melakukan rujukan apabila diperlukan
- Melibatkan pencatatan pada:
- Kartu ibu
- Kohort ibu
- Buku KIA
- Membuat laporan:
- PWS-KIA
- Memberdayakan unsur-unsur masyarakat termasuk suami, keluarga, dan kader untuk terlibat aktif dalam program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
- Mendukung upaya partisipasi aktif Forum Peduli KIA dan dukun untuk melaksanakan komponen-komponen P4K dengan stiker di wilayahnya melalui pertemuan rapat koordinasi tingkat desa.
- Peran Dukun
Dukun tidak boleh menolong
persalinan tetapi melakukan perawatan sebelum dan sesudah melahirkan kepada ibu
dan bayi sesuai dengan kemampuannya dan atas sepengetahuan dan supervise tenaga
kesehatan.
Masa Kehamilan
- Memotivasi ibu hamil untuk periksa hamil dan melahirkan dibidan.
- Menyadarkan dan mengantar ibu hamil yang tidak mau periksa ke bidan.
- Membantu bidan pada saat pemeriksaan ibu hamil
- Melalkukan penyuluhan pada ibu hamil
- Memotivasi ibu hamil dan keluarga tentang KB pasca persalinan
- Melakukan motivasi pada waktu rujukan diperlukan
Masa Persalinan
- Mengantar calon ibu bersalin ke bidan
- Mengingatkan kelurga menyiapkan alat transport untuk pergi ke bidan / memanggil bidan
- Membantu Nakes dalam mempersiapkan sarana prasarana persalinan aman
- Mendampingi ibu saat persalinan
- Memotivasi ibu pada saat persalinan
- Memotivasi rujukan bila diperlukan
- Membantu ibu dan keluarga setelah persalinan
Masa Nifas
- Merawat ibu setelah melahirkan dlam beberapa hal:
- Kebersihan pribadi dan lingkungan
- Kesehatan dan gizi
- ASI eksklusif
- Perawatan payudara
- Memotivasi ibu dan keluarga untuk ber KB setelah melahirkan
- Memotivasi rujukan bila diperlukan
- Melaporkan ke Bidan apabila ada calon akseptor KB baru
- Peran Forum Peduli KIA
- Melakukan pertemuan rutin dengan difasilitasi oleh bidan
- Memberikan masukan untuk pemantapan pelaksanaan P4K
- Melakukan up-date data bulanan KIA
- Membahas hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan P4K dan bagaimana mengatasinya
- Memantau kesiapan masyarakat dalam berpartisipasi dalam pelaksanaan P4K
Rencana Kerja Forum Peduli KIA
Bebeda dengan tahap pembentukan
Forum Peduli KIA sebelumnya yang bersifat jangka panjang (3-5 tahun), kegiatan
penyusunan rencana kerja forum peduli KIA bersifat jangka pendek, yaitu
berjangka 1 bulan.
Langkah-langkah pembuatan Rencana
Kerja
- Evaluasi kegiatan satu bulan sebelumnya
- Analisa masalah dan hambatan pada rencana satu bulan sebelumnya
- Perumusan rencana kegiatan untuk satu bulan selanjutnya
- Sosialisasi rencana kegiatan untuk satu bulan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar